Rizky Diansyah mengatur anggarannya lewat trial and error. Sebagai bekal untuk mengambil keputusan finansial, ia pernah menghadiri seminar keuangan dan membaca ulasan terkait. "Saya membagi pengeluaran rutin, tabungan, dan lainnya."
Rizky mempunyai beberapa rekening bank untuk memisahkan peruntukan dananya. Ia tak melupakan zakat di anggarannya. "Untuk pembayaran utang kartu kredit atau cicilan, saya pastikan untuk tidak lebih dari 30 persen dari pendapatan," tutur pendiri DDW Production ini.
Rizky lantas mengalokasikan 20 persen dananya untuk simpanan jangka pendek. Lalu, 25 persen lainnya untuk dana tabungari jangka panjang dan investasi. "
Bokek. Gawat, nih..
Sepandai-pandainya mengatur anggaran, Rizky pernah bokek juga. Dia belajar dari pengalamannya itu. "Harus ada dana taktis yang bisa kita ambil sebagai utang," cetusnya.
Dana taktis, lanjut Rizky, bisa diambil dari simpanan jangka panjang ataupun jangka pendek. Dari situ, ia dapat membiayai keperluan pribadinya yang di luar perkiraan. "Kalau nggak ada, gawat!"
Dengan menyediakan dana taktis, Rizky menghindarkan dirinya dari utang kepada orang atau pihak lain. Dia berutang pada dirinya sendiri. "Begitu ada dana lagi wajib di rekapitulasi untuk program pengembaliannya."
Trik seperti itu membuat Rizky bisa mengambil satu langkah menjauh dari risiko bokek. Ia nyaman dengan cara menabung yang tidak memaksanya sampai mati gaya. "Sehingga, sebokek-bokeknya kita, tetap berbeda dengan bokek secara harfiah," urai pria yang juga menjalankan bisnis travel.
Demikian pula dengan Satria. Manajemen keuangan keluarga membantunya selamat dari kebokekan. "Keuangan harus dikelola supaya tidak pusing dilanda bokek," komentarnya.
sumber : http://bataviase.co.id
0 komentar:
Posting Komentar